Satu Bulan di Negeri Seribu Lentera

Oleh: Aqila Zharifah

Kedatanganku ke sebuah “Negeri Seribu Lentera” menjadi suatu keberuntungan yang tak pernah berhenti kusyukuri. Taiwan—di sanalah aku dan empat temanku yang lain menjalani program Mubaligh Hijrah selama satu bulan sebagai syarat kelulusan sekolah kami.

Mengabdi pada sebuah lembaga pendidikan bernama Al-Hadi Taiwan Islamic Education & Culture Centermemberikanku banyak pelajaran, mulai dari bahasa baru hingga pengembangan diri. Kegiatan sehari-hari berjalan layaknya roda yang terus berputar. Dari pagi hingga sore, kami menjadi guru sekaligus pendamping bagi anak-anak tercinta. Kegiatan dilanjutkan dengan persiapan ifthar—sebutan untuk buka puasa bersama—hingga salat tarawih yang juga dilaksanakan di Al-Hadi.

Kesempatan libur dua hari dalam satu minggu menjadi dorongan bagi kami untuk tidak menyia-nyiakannya. Mulai dari pantai hingga gunung sudah kami jelajahi. Chiang Kai-Shek Memorial Hall, Taipei 101, Taipei Grand Mosque, Taipei Zoo, Daan Park, Heping Island, dan Jiufen Old Street—tempat yang paling kusukai karena terkenal dengan suasana ala Spirited Away dari Studio Ghibli.

Di Negeri Seribu Lentera ini, aku datang untuk belajar, dan pulang membawa lebih dari sekadar pelajaran. Dari hal-hal besar hingga yang nyaris tak disebutkan: tentang cuaca, bahasa, budaya, dan juga perasaan.

Kabar Lainnya