Oleh: Rr Nayfa
Hari ini, Selasa, 27 Mei 2025 madrasah seperti disulap jadi negeri dongeng. Langitnya penuh harapan, panggungnya berkilau bagai istana, dan langkah-langkah para putri itu terasa begitu berarti. Mereka yang sudah enam tahun menempuh jalan panjang, akhirnya sampai di ujung cerita yang indah, perpisahan angkatan 99 OVELLIXZENT, dalam sebuah teather indah bernama KELANALA.
KELANALA bukan hanya sekadar nama. Ia lahir dari kata Kelana dan Nala, sebuah perjalanan jauh untuk menemukan jati diri, dan sosok kuat nan bijak yang menjadi anugerah bagi sekelilingnya. Dan itulah mereka, para siswi kelas 6 angkatan 99 Ovellixzent yang selama enam tahun ini telah melangkah, jatuh bangun, tumbuh bersama, hingga tiba waktunya untuk mengucap salam perpisahan.
Acara dibuka dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an, lalu disusul sambutan dari ketua acara, ketua angkatan, dan Direktur Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta yang memberikan kata-kata menyentuh dengan penuh motivasinya. Abi Haidar pun memimpin doa, agar langkah ke depan mereka selalu dilimpahi kelancaran dan keberkahan.
Lalu, suasana mulai berubah, penampilan dari perwakilan ustadz ustadzah Pak Budi, Pak Yoga, dan Bu Dyah menaiki panggung, menyanyikan lagu Sampai Jumpa-Endank Soekamti dan Sebuah Kisah Klasik-SheilaOn7 Saat itu juga, kita semua sadar, waktu tak pernah bisa diulang. Yang bisa dilakukan hanya ucapan salam perpisahan, pelukan hangat dan doa terbaik.
Tangisan pun pecah saat sesi salam perpisahan dimulai. Satu per satu siswi kelas 6 menyalami guru-guru tercinta. Mereka menangis, para guru dan bahkan yang menonton pun tak kuasa menahan air mata.
Setelahnya, perwakilan dari angkatan 100-104 naik ke panggung untuk menampilkan sebuah band musik, mereka membawakan lagu Teman Sejati-Hivi dan You’ll Be In My Heart. Bagai pelukan hangat, pengingat bahwa kenangan ini tak akan hilang meskipun langkah mulai berpencar
Dan tibalah pada acara inti, sebuah teater indah yang seolah membuka pintu ke negeri dongeng. Dengan visual panggung yang memanjakan mata dan suasana yang disulap penuh sihir, kisahnya membawa kita menyelami perjalanan tiga putri dari kerajaan berbeda. Mereka melangkah mencari jati diri, menghadapi rintangan, dan menemukan arti keberanian serta kebersamaan.
Bukan sekadar pertunjukan, setiap adegannya menyentuh.
Kadang membuat terdiam merenung, lalu tanpa sadar meneteskan air mata, dan di menit berikutnya tersenyum karena hangatnya persahabatan yang tergambar.
Karena, itu bukan cuma teater. Itu cermin.
Cermin dari kita semua yang sedang melalui perjalanan yang sama. Bahwa hidup ini memang penuh rintangan, penuh perbedaan, tapi dengan keberanian dan bersama orang orang yang kita percaya, kita bisa bertemu jati diri kita sendiri.
KELANALA hari ini bukan sekadar perpisahan. Melainkan pengingat, bahwa setiap langkah baik yang penuh tawa maupun air mata adalah bagian dari proses kita tumbuh.
Tumbuh menjadi versi diri yang lebih kuat, lebih bijak, dan lebih tahu ke mana harus melangkah.
Untuk angkatan 99 OVELLIXZENT,
selamat melanjutkan pelayaran kehidupan.
Semoga arah yang kalian tuju, selalu dipenuhi cahaya dan kehangatan yang kalian tinggalkan di sini.


