Oleh: Ahda Zaskia
Sedih rasanya, sore hari yang seharusnya cerah dan memberi semangat kepada para peserta Ujian Kenaikan Tingkat Tapak Suci justru tertutup awan hitam mendung, disertai guyuran hujan yang tak henti-hentinya mengalir. Menunggu sejenak hingga hujan reda sekitar pukul 16.00 WIB, para peserta langsung sigap mengenakan seragam merah kebanggaan mereka lengkap dengan sabuk—yang jumlah melatinya ingin mereka tambah. Ya, benar! Ujian Kenaikan Tingkat Tapak Suci akan segera mereka jalani pada tanggal 8 Mei 2025, bertempat di Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, dengan jiwa ketapaksucian yang berkobar.
Langkah pertama dimulai dengan tes tulis, di mana para peserta harus benar-benar memahami tentang ketapaksucian, keislaman, dan kemuhammadiyahan. Setelah berkutat dengan soal-soal ujian yang menguras pikiran, kini saatnya beristirahat sejenak demi mempersiapkan stamina yang prima untuk malam nanti.
Setelah salat Isya, para peserta bergegas kembali menuju lapangan utama untuk melaksanakan tes ragawi. Kegiatan diawali dengan pemanasan—hal wajib sebelum memulai sesi ini. Secara bergantian, peserta memasuki kelas sesuai kelompok, lalu menunjukkan penguasaan jurus secara mandiri kepada para penguji. Terdapat tiga kelas dengan penguji yang berbeda-beda. Mereka berbaris, memukul, dan memasang kuda-kuda dengan kokoh untuk meyakinkan para penguji akan kemampuan yang telah mereka latih selama ini. Sebagian kelompok maju ke depan, sementara yang lain menunggu giliran dengan tertib.
Malam semakin larut dan jarum jam menunjukkan pukul 21.30 WIB. Rangkaian tes ragawi pun selesai dan tercentang dalam daftar Ujian Kenaikan Tingkat kali ini. Selanjutnya adalah tes yang menantang fisik dan mental: jalan malam. Jalan malam ini terdiri dari tiga pos yang tersebar di lokasi berbeda, dan setiap pos memiliki jenis ujian yang berbeda pula.
Berjalan keluar dari madrasah dengan kelompok, mereka menuju pos pertama di parkiran Ngabean bersama penguji Mbak Lia. Memberikan hormat tentu menjadi bagian penting yang tak boleh dilupakan. Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan ke pos kedua di Jalan S. Parman. Kweekcrew, PMR, dan panitia UKT TS lainnya terlihat tetap bersemangat dan bahkan menikmati perjalanan malam ini, meskipun jaraknya cukup jauh.
Tiba di pos kedua dengan penguji Mas Hanif, para peserta melangkah kembali dengan sisa tenaga menuju pos ketiga bersama Ustazah Sayyidah Barrah. Perjalanan dilanjutkan pulang menuju madrasah, melewati perempatan Taman Sari. Setibanya di madrasah, para peserta bersiap-siap untuk beristirahat, mengembalikan tenaga demi menyambut kegiatan seru dipagi hari: outbound!

Sampai jumpa di Ujian Kenaikan Tingkat Tapak Suci tahun depan, ya!

